-->

Pedasnya Harga Cabai Membuat Pemuda Ini Tergiur Jadi Petani

Petani Desa Pakak (Sintang) sedang membersihkan rumput sekitar pohon cabai rawit merah. Dok Pribadi
Harga cabai rawit merah yang kian pedas, membuat pemuda asal Kabupaten Sintang melirik penghasilan dari kepingan-kepingan cuan komoditas tersebut.

Seorang petani muda asal Sintang (Kalimantan Barat), Bosio Ngelangkui misalnya, saat ini mampu memperoleh penghasilan kotor rerata hingga puluhan juta rupiah per bulan dari memanen cabai rawit merah.

Pemuda lulusan Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat itu mengembangkan budi daya cabai merah rawit di desa kelahirannya, Desa Pakak, Kecamatan Kayan Hilir.

Dia memiliki lahan untuk ditanami cabai rawit lokal seluas 1/4 hektare dengan total 3.000 pohon.

"Di desa kami ada 200 petani yang biasa panen antara 700/Kg hingga 1 ton/bulan. Harga eceran Rp35.000/Kg di pasar Kota Sintang dan sekitarnya," kata Bosio kepada Bizreview.

Dengan harga menjanjikan itu, dia punya keyakinan cabai akan menjadi komoditas andalan dan penghasilan utama bagi masyarakat setempat di masa mendatang.

Pohon Cabai di Desa Pakak. Dok Pribadi
Sejauh ini, Bosio bercerita, cabai dari desanya menjadi salah satu pemasok utama untuk pasar-pasar tradisional di Kota Sintang sampai ke sejumlah kabupaten terdekat.

Bizreview menelusuri harga cabai rawit merah di sejumlah kabupaten di Kalbar seperti Bengkayang tingkat eceran mencapai Rp65.000/Kg dan bahkan Kayong Utara harganya mencapai Rp80.000/Kg.

Untuk melihat harga cabai rawit merah eceran pada minggu ketiga Mei 2018 di kabupaten lain, anda bisa mengklik di tautan link Harga Cabai Rawit Hari Ini Turun.

Mungkin anda tertarik budi daya cabai rawit merah di pekarangan rumah.
LihatTutupKomentar